Banyak kendala yang banyak dialami oleh para peternak sapi lokal,diantaranya adalah rendahnya tingkat pertambahan bobot badan, tingkat pertumbuhan sapi, dan panjangnya jarak beranak sapi. Ketiga faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh efisiensi konversi pakan untuk tumbuh dan berkembang biak. Kendala tersebut sekarang dapat diatasi dengan mengintroduksikan suatu Biosuplemen Probiotik ke dalam pakan konsentrat.
Probiotik adalah mikroba hidup dalam media pembawa yang menguntungkan ternak karena: menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga menciptakan kondisi yang optimum untuk pencernaan pakan dan meningkatkan efisiensi konversi pakan sehingga memudahkan dalam proses penyerapan zat nutrisi ternak, meningkatkan kesehatan ternak, mempercepat pertumbuhan, memperpendek jarak beranak, menurunkan kematian pedet, dan memproteksi dari penyakit pathogen tertentu sehingga dapat meningkatkan produksi susu atau daging. Hasil kajian yang telah dilakukan pada ternak mampu menaikkan produksi susu 15-20 % dan produksi daging 20 %, sehingga menekan biaya produksi.
Pengujian biosuplemen probiotik PSc. terhadap sapi potong di Jawa Barat memberikan pertambahan kenaikan produksi daging mencapai 0,43 Kg per ekor per hari pada sapi Brahman Cross. Sedangkan pada sapi perah memberikan kenaikan produksi susu mencapai 15 % dari produksi normal per ekor per hari pada sapi FH. Pengujian biosuplemen probiotik PSc. kombinasi dengan Bioplus terhadap sapi potong di Jawa Barat memberikan kenaikan calving rate 50 % yaitu dari rata-rata 1,5 menjadi 1 per ekor per tahun atau dari rata-rata 2 ekor anakan dalam 3 tahun menjadi 3 ekor anakan dalam 3 tahun pada sapi jenis Peranakan Ongol. Probiotik Untuk Sapi Biotek-BPPT telah memproduksi biosuplemen probiotik kultur tunggal Saccharomyces cerevisiae (PSc) dan telah diuji pada beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hasil pengujian menunjukkan respon yang positif terhadap pertumbuhan ternak sapi, peningkatan produksi susu antara 10-15 % dan peningkatan produksi daging mencapai 20 %. Komposisi Biosuplemen Probiotik PSc terdiri dari : Mikroba Sc : 5.2 x 1011, Protein : 13-15 %, Karbohidrat : 32-35 %, Lemak : 5-10 %, Mineral dan Vitamin 1-2 %. Dosis untuk sapi perah : 1,5 – 2,5 kg per ton pakan konsentrat, sedangkan sapi potong : 2 – 3 kg per ton pakan konsentrat. Psc mengontrol bakteri dalam saluran pencernaan sehingga mikroflora saluran pencernaan menjadi seimbang, merangsang produksi enzim yang diperlukan untuk pencernaan pakan ternak sehingga memudahkan proses penyerapan zat nutrisi, merangsang peningkatan nafsu makan ternak sehingga dapat meningkatkan kesehatan ternak dan produksi susu ataupun daging. Sejauh ini belum dilaporkan efek negatif dari penggunaan PSc. Yeast Culture (YC) yang diproduksi perusahaan Diamond V dari Amerika mengandung Saccharomyces cerevisiae yang ditumbuhkan pada media : ground yellow corn, hominy feed, corn gluten feed, wheat middlings, rye middlings, diastatic malt and corn syrup, and cane molasses. Analisa sampel YC menunjukan komposisi : crude protein 14 %, crude lemak 2,5 %, crude serat kasar 8 %, vitamin dan mineral antara lain : Vitamins Per Lb. Thiamin 5.0 mg Riboflavin 3.0 mg Pyidoxine 4.0 mg Vitamin B12 6.0 ug Minerals Calcium (Ca) 0.30 % Phosphorus (P) 0.70 % Magnesium (Mg) 0.10 % Per Lb. Manganese (Mn) 25.0 mg Iron (Fe) 60.0 mg Cobalt (Co) 0.9 mg Pasar Probiotik Beberapa jenis probiotik produksi Korea (CYC), produksi Amerika (YC, Diamond V), dan produksi beberapa negara lain seperti Inggris serta Thailand bisa ditemukan di pasar peternakan Indonesia. Tetapi data tentang captive market probiotik di Indonesia belum diketahui dengan pasti. Namum demikian melalui beberapa metoda pendekatan dapat diproyeksikan kebutuhan pasar potensial probiotik di Indonesia.
Kebutuhan daging sapi nasional rata-rata per tahun mencapai 350 ribu ton, sedangkan produksi daging sapi nasional baru mencapai 34 ribu ton (± 10 %) yang dipenuhi dari peternakan rakyat (sapi lokal). Kekurangan produksi daging nasional sekitar 90 % dipenuhi dari peternakan perusahaan (feedlotter) yang menggunakan sapi bakalan impor yang rata-rata per tahun mencapai 350 ribu ekor (ditjennak, 1999). Jumlah tersebut dari tingkat konsumsi daging per kapita masyarakat Indonesia yang masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan tingkat konsumsi daging per kapita negara berkembang maupun negara maju. Pengembangan usaha peternakan sapi potong akan membuka pasar probiotik di masa depan. Potensi pasar usaha penggemukan ternak sapi potong di Indonesia masih terbuka luas mengingat kebutuhan daging sapi masih sangat kurang. Menurut data Asosiasi Pedagang Daging dan Feedlotter Indonesia (Apfindo), setiap tahun diimpor sapi bakalan dari Australia sekitar 300 ribu ekor dengan nilai sekitar 1,5 triliun rupiah untuk digemukan dan dipotong di Indonesia atau di ekspor kembali ke negara lain seperti Arab Saudi, Singapura, Malaysia dan Filipina. Mengingat populasi sapi di Indonesia yang masih rendah sekitar 12 juta ekor, impor sapi sebesar 300 ribu akan dapat meningkatkan populasi ternak sapi di Indonesia sebesar 600 ribu. Pengiriman ternak sapi bakalan terbesar masuk ke wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal ini karena kebutuhan pemotongan ternak sapi yang cukup tinggi untuk ketiga wilayah tersebut di atas. Untuk DKI Jakarta pemotongan tahun 1998 mencapai 177.381 ekor sedangkan Jawa Barat sebanyak 367.486 ekor dan Jawa Timur mencapai 480.397 ekor. Sebagian besar ternak didatangkan dari luar jawa termasuk propinsi NTB dan NTT disamping dari Australia. Dari data populasi ternak sapi, jumlah ternak sapi potong di Indonesia sekitar 12 juta ekor dan ternak sapi perah sekitar 176 ribu ekor. Berdasarkan data-data tersebut diatas bisa diproyeksikan potensi kebutuhan probiotik untuk ternak sapi. Proyeksi potensi kebutuhan probiotik untuk kedua jenis ternak tersebut bisa mencapai 22.500 ton per tahun yang setara dengan nilai $ US 73 juta. Dari jumlah tersebut, pasar yang dapat disuplai produksi probiotik lokal sekitar 3.327 ton per tahun. Investasi Industri Probiotik Mengingat kebutuhan probiotik untuk saat ini maupun masa-masa yang akan datang guna memacu produktivitas ternak sapi lokal yang makin meningkat maka kiranya perlu dijajagi kemungkinan mendirikan usaha industri probiotik lokal. Hal tersebut disamping bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi lokal juga dimaksudkan untuk mengembangkan kegiatan riset produk probiotik agar bisa diterima di manca negara. Biotek-BPPT saat ini sudah mampu memproduksi Biosuplemen Probiotik tunggal skala lab. yang hanya mencapai 5 ton per tahun. Peningkatan kapasitas produksi probiotik Biotek dapat ditingkatkan hingga mencapai 200 ton/tahun. Untuk itu diperlukan investasi tambahan sekitar Rp2.000.000.000,- yang akan dipergunakan untuk membangun plant produksi probiotik, packing dan sarana distribusi produk. Harga produk PSc. yang ditawarkan saat ini Rp20.000,-. Keunggulan PSc. produksi Biotek-BPPT dibanding CYC dari Korea adalah harga yang lebih kompetitif dengan hasil daya kerja yang relatif sama. Sedangkan keunggulannya PSC dibanding YC produksi Amerika adalah jumlah dosis pemakaian yang relatif lebih kecil. Sedangkan untuk membangun fasilitas produksi probiotik yang baru memerlukan investasi awal sebesar Rp.8.000.000.000,00 yang akan digunakan untuk membangun sentra produksi probiotik dalam suatu kawasan 1 Ha. Kapasitas produksi terpasang adalah 900 ton/tahun. Adapun nilai ekonomi dari proyek tersebut : Break Even Point akan dicapai dalam waktu 3 tahun dengan tingkat suku bunga pinjaman 18 % per tahun, nilai IRR 1.4 dengan batas sensitifitas discount factor 16 % - 26 %.
Sumber: http://portal.bppt.go.id
No comments:
Post a Comment