24 October 2008

Kegagalan Beternak dan Cara menyiasatinya (BAG 2)

I. TAHAP MIMPI DAN BERFIKIR:

1. MENENTUKAN TUJUAN HIDUP
Sebagai mahluk hidup tentunya anda mempunyai tujuan yang ingin anda capai dalam mejalani kehidupan ini. Namun tidak jarang manusia yang menyatakan dirinya “tidak” mempunyai tujuan yang ingin dicapai, “ikut arus saja, tidak ambisi, tidak ngoyo”. Manusia yang seperti ini adalah manusia-manusia yang sangat jauh dari kejujuran terhadap diri sendiri, apalagi terhadap manusia lain dan lingkungannya. Bukankah “ikut arus saja”, “tidak ambisi dan tidak ngoyo” juga merupakan tujuan hidupnya. Mereka ini, pada saat tidak mampu mendapatkan apa yang mereka ingini, selalu mengeluh dan menyalahkan pihak lain, paling baik mereka menyalahkan nasib.
Banyak juga manusia yang mempunyai tujuan yang jelas, namun terlalu luas, bias dan tidak jelas, sehingga tak mungkin di capai. Ibarat menyatakan “tujuan saya ke Barat”, sehingga lewat mana; kemana; kapan; bagaimana untuk mencapai tujuan itu, dia tidak pernah tahu. Kalau manusia ini sangat teguh dan gigih dalam mencapai tujuannya tersebut, sangat diyakini – dia akan berahir di Timur, setelah mengelilingi bola dunia tentunya.
Pasti anda bukanlah kedua jenis manusia tersebut diatas, - itu saya sangat yakini, karena dengan membaca artikel ini sampai di sini , itu menandakan anda adalah manusia yang mempunyai tujuan yang jelas dan realistis.
Untuk itu silahkan tulis apa yang ingin anda capai dalam kehidupan anda, banyakpun tidak menjadi masalah untuk tahap ini. Setelah anda tulis, lalu anda fikir berulang kali secara radikal. Maka dengan sendirinya keinginan-keinginan anda tersebut akan terseleksi dengan sendirinya, hanya keinginan yang ternominasi yang akan tertinggal. Walaupun masih lebih dari satu , juga tidak menjadi masalah, karena pada tahap berikutnya akan terseleksi dengan sendirinya. Uang sebaiknya jangan dijadikan sebagai tujuan, karena uang hanyalah merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan anda. Sebagai acuan untuk menentukan tujuan hidup, “kata orang-orang pintar” gunakan acuan sebagai berikut “ Simpel & Spesifik,Terukur, Dapat di capai,Masuk akal, Waktunya bisa terjadwal.
Contoh.1.1 : Salah satu tujuan hidup yang ingin saya capai, “dalam waktu lima tahun, mempunyai usaha dan kegiatan, yang menyenangkan (jauh dari kebisingan kota besar), menguntungkan serta dapat membantu orang lain yang membutuhkannya, tanpa mengganggu hasil dari mata pencaharian rutin saat ini.”
Jangan bertujuan menjadi orang yg mempunyai sapi terbanyak di dunia, tapi terbanyak di lingkungan keluarga dulu, setelah tercapai kemudian meningkat terbanyak di kampung dan selanjutnya sampai terbanyak di dunia.

2. MENENTUKAN PILIHAN PETERNAKAN
Pada tahap ini anda harus menentukan apakah menjadi peternak dapat menunjang pencapaian tujuan hidup yang ingin anda capai. Mungkin tujuan anda adalah ingin mempunyai kegiatan lain yang menyenangkan tapi produktif. Atau ingin mendapat tambahan pendapatan untuk biaya kenakalan, misalnya selingkuh. Atau mungkin anda ingin membantu manusia lain yang mebutuhkan bantuan, tanpa mengurangi pendapatan rutin yang telah anda punyai. Dalaisegai (dan lain sebagainya)
Apabila ternyata menjadi peternak tidak bisa menunjang tujuan di tahap 1, berarti anda harus mencari bidang lain yang lebih sesuai, jangan sekali-kali memaksakan diri. Karena dengan memaksakan diri berdasarkan alasan apapun, sebetulnya anda sudah memulai kegagalan anda.
Jika menjadi peternak dapat menunjang pencapaian tujuan hidup anda, maka anda harus berfikir lebih jauh lagi, untuk memilih jenis ternaknya. Sapi, Kambing, Domba, atau bahkan mungkin Ayam atau Cacing atau Jangkrik. Memang sangat sulit untuk menentukan pilihan ditahap ini. Apapun jenis ternak yang akan anda pilih, akan bisa salah. Untuk itu janganlah terlalu terburu-buru memilih jenis ternaknya, jangan mudah terpengaruh bujukan atau rayuan; jangan juga sekedar ikut-ikutan. Ikutilah seluruh proses tahapan ini , sebelum memilih jenis ternaknya.
Contoh 1.2 : Usaha peternakan dapat mendekatkan diri saya kembali ke alam pedesaan, dan saya bisa mendayagunakan masyarakat pedesaan tersebut, untuk melakukan usaha peternakan bersama yang saling menguntungkan. Jenis ternak nya saya belum bisa menentukan di tahap ini, masih banyak yang harus saya pertimbangkan melalui tahapan berikutnya.

3. MENENTUKAN KEMAMPUAN ALAT YANG DIMILIKI
Ada tiga alat utama yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha peternakan, ketiga alat tersebut adalah : Dua alat utama yang selalu dimiliki manusia pada umumnya yaitu Kemampuan Berfikir, dan Kemampuan Bergerak. Dengan kedua kemampuan utama yang dimiliki tersebut, sudah banyak sekali karya yang dapat di hasilkan oleh manusia, termasuk oleh anda. Alat yang ketiga adalah kertas bergambar yang disebut dengan Uang.
Pada tahap ini anda harus menentukan berapa banyak dan berapa lama, anda ingin menggunakan kapasitas ketiga alat utama tersebut. Kemudian mampukah pengerahan ketiga alat tersebut, menunjang pencapaian tujuan point 1 dan 2.
Jika ketiga alat utama tersebut belum anda miliki atau belum bisa anda gunakan, jangan memaksakan diri untuk menjalankan usaha peternakan yang anda inginkan. Lebih baik pergunakan untuk usaha yang lainnya, kelak jika sudah memadai barulah di alokasikan untuk usaha beternak sesuai dengan keinginan anda. Apabila anda terlalu terburu-buru dan memaksakan diri, maka hasilnya adalah kegagalan.
Contohnya1.3 : Tenaga dan pikiran saya tersedia 100% untuk usaha peternakan KADO, namun saya belum punya cukup uang untuk membeli lahan utk kandang beserta KADO nya.Untuk itu saya bisa berhutang ke Bank, saya juga bisa bekerja giat terlebih dahulu, dengan menggunakan kedua alat utama saya sebagai manusia, yaitu Otak & Tenaga, guna mendapatkan alat ketiga yang disebut Uang tersebut. Untuk itu maka saya harus menjual tenaga terlebih dahulu untuk mendapatkan Uang. Kalau ternyata tidak atau belum mencukupi uangnya, ya jangan di mulai usaha peternakannya, tunda sementara.
Jika ketiga alat utama tersebut, telah anda miliki dalam jumlah yang memadai ataupun berlebih, jangan terlalu ingin segera menjalankan usaha peternakan tersebut, ikutilah seluruh proses tahapan ini, sebelum anda memulainya. Karena ketiga alat utama tersebut, hanyalah berupa alat yang kita miliki, yang sangat mencukupi untuk memulai membuka peternakan apapun yang anda inginkan. Namun di sisi lain, masih ada masalah lainnya yang belum anda ketahui, dan sangat berpotensi untuk menggagalkan usaha peternakan yang terlalu dini anda mulai tersebut. Ketiga alat utama yg anda miliki belum tentu mampu mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut. Untuk itu maka ikutilah seluruh tahapan proses ini terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk mulai membuka usaha peternakan.
Contoh 1.3.1: Pikiran dan tenaga serta Uang yang saya miliki sangat mencukupi untuk membuka peternakan Sapi di suatu lembah yang indah serta sangat saya sukai dan mampu saya beli (dan disitu banyak nona cantiknya ).Pada saat musim kemarau ternyata lokasi tersebut sangat kesulitan air, apalagi rumput2an, dan dimusim penghujan lokasi tersebut ternyata terendam banjir sedalam 1 meter berturut turut selama 4 bulan.Rerumputan dan air hanya tersedia selama 4 bulan setelah banjir. Tiada lain yang saya dapatkan selain kegagalan total termasuk nona cantiknya.

4. MEMPELAJARI LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu hal yang sering terlupakan oleh para peternak. Lingkungan yang saya maksud disini adalah “seluruh lingkungan mulai dari lingkungan dimana anda berada saat ini, dimana peternakan itu berada sampai dengan lingkungan global yang tidak nampak mata” .
a. Lingkungan manusia terdekat.
Di mulai dari lingkungan terdekat anda, yaitu istri/suami-anak/orang tua-kakak/adik, kakek /nenek, bibi/emang serta keluarga terdekat lainnya, sangat perlu untuk dilibatkan dalam proses ini.
Lakukanlah penentuan “tujuan hidup yang ingin anda capai”, “pilihan peternakan”, “penggunaan alat yang anda miliki” bersama-sama keluarga terdekat anda. Lihat - rasakan dan fahami , pendapat dan keinginan mereka. Apapun hasil ahir dari proses tersebut, satu hal yang pasti akan anda dapatkan adalah, rasa kebersamaan dan rasa saling memiliki saling memahami yang lebih kental , diantara keluarga terdekat anda. Pada umumnya anggauta keluarga terdekat anda akan menunjang mimpi anda, dan secara bersama-sama mereka akan menyesuaikan kemampuan masing2 agar bisa bersama-sama menunjang tujuan hidup. Namun tidak jarang, keluarga anda tidak menyetujui dan melarang anda untuk melakukan usaha peternakan dalam mencapai tujuan hidup anda. Perhatikan larangan tersebut dan fahamilah alasan2 dibalik ketidak setujuan mereka, jangan terlalu cepat untuk memaksakan kehendak. Dengan memahami alasan pelarangan atau ketidak setujuan mereka, maka anda akan lebih mudah untuk mengukur dan memahami keadaan diri anda yang sebenarnya (bukan seperti apa menurut anda). Dengan demikian anda akan lebih mudah untuk menemukan cara dan jalan keluarnya, sehingga keinginan dan mimpi anda untuk jadi peternak bisa lebih di terima bahkan di dukung oleh keluarga terdekat anda. Namun jika anda masih tetap belum bisa menemukan jalankeluarnya serta tetap tidak mampu meyakinkan mereka, maka tundalah mimpi anda untuk menjadi peternak, karena kalau anda paksakan, anda hanyalah memulai kegagalan anda semata. Ingatlah ketidak setujuan dari lingkungan keluarga terdekat, pada umumnya justru di dasari rasa kasih sayang yang tulus dan jujur terhadap diri anda.
Contoh 1.4 : Saat saya ajak keluarga terdekat berdiskusi dan menentukan tujuan hidup yang ingin saya capai, awalnya mereka sangat merasa janggal dan heran. Namun saat saya sampaikan bahwa, mereka perlu mengetahui tujuan hidup saya, agar mereka bisa memonitor, mengontrol dan mengoreksi perilaku saya jika ada yang menyimpang jauh dari tujuan hidup saya. Saat itu pula saya mulai merasakan adanya dorongan bimbingan bantuan yang sangat luar biasa dari mereka. Ada juga anggauta keluarga terdekat yang melarang dan sangat tidak setuju dengan keinginan saya untuk jadi peternak, dengan alasan; saya tidak mengerti masalah peternakan dan kehewanan; latar belakang pendidikan dan kehidupan saya bukan dibidang peternakan walaupun mempunyai sedikit pengalaman di bidang peternakan sekala sangat keci yang selalu gagal; serta saya tinggal di tempat yang sangat jauh dari lokasi peternakan yang saya inginkan (bukan yang banyak nona cantiknya lho). Alasan pelarangan tersebut sangat benar adanya, dan larangan itu disampaikan justru karena rasa kasihan dan simpati mereka terhadap diri saya. Setelah saya sampaikan bahwa peternakan yang akan saya mulai ini, akan menggunakan pola yang lain – yang sesuai dengan keadaan saya saat ini, yaitu dengan “membayar para pakar untuk menangani kegiatan sehari-hari di peternakan”. Pada ahirnya mereka semua sangat setuju dan mendukung mimpi saya untuk jadi peternak, bahkan merekalah yang memilih para pakar tersebut. Dan keluarga tersebut sangat bertanggung jawab terhadap pilihannya, sehingga segala sesuatunya justru menjadi lebih mudah bagi saya.

b. Lingkungan manusia lainnya disekitar anda.
Cari, Lihat dan amati manusia-manusia lain diluar keluarga yang bisa menunjang impian anda untuk jadi peternak. Mulai dari tetangga, teman, kenalan, sampai yang tidak / belum anda kenal dimanapun mereka berada (melalui internet), diantara mereka pasti ada peternak, atau ada yang lebih mengerti masalah peternakan di banding anda. Pada umumnya mereka sangat lebih dari senang untuk membantu anda. Selama ini saya hanya mengalami dua kali di tolak bahkan di usir saat saya berusaha untuk “menemui dan mengunjungi” pakar peternakan. Pertama di Kebun Binatang saat ingin menemui sekelompok dokter dan pakar hewan di sana, penyebabnya adalah, saya tidak bawa uang untuk beli karcis masuk. Yang kedua di peternakan Sapi (mungkin yg terbesar di Indonesia), karena bermacam-macam alasan yang bisa saya mengerti, walaupun setelah bertemu “yang punya” ahirnya di ijinkan juga. Jangan malu gengsi atau geli, tujuan kita hanya sekedar ingin mempelajari apa yang belum kita ketahui, sampaikan dengan jujur siapa anda dan apa maksud anda untuk menemui para pakar dan praktisi berpengalaman tersebut. Banyak seminar pelatihan dan lain sejenisnya yang di adakan masyarakat peternakan. Disitu anda bisa bertemu dengan banyak praktisi dan pakar. Memang betul harus bayar, kalau dana tidak mencukupi, tunggu saja di luar. Pada saat para peserta keluar dengar apa yang mereka bicarakan, atau tawarkan transportasi gratis (omprengan / ojeg), nah di sepanjang jalan anda bisa bertanya dan berdiskusi dengan peserta tersebut.
Cari, Lihat dan amati manusia-manusia disekitar calon lokasi peternakan anda. Bagaimana adat istiadatnya, bagaimana tatanan sosialnya,bagaimana keamanannya dan semua aspek kehidupan sehari-hari mereka. Atau jika anda sudah memiliki lokasi untuk peternakan, lakukan pembinaan lingkungan dengan sebaik-baiknya. Intinya sampaikan maksud dan tujuan anda, untuk membuka peternakan dengan melibatkan masyarakat setempat, agar bisa memajukan masyarakat (dan lebih memajukan diri anda sendiri—yg ini tidak perlu disampaikan).
Contoh 1.5: Saya mempunyai lahan yang lumayan luasnya (sekitar 3 hektar) disuatu daerah bekas perkebunan teh, lebih dari ideal untuk peternakan SAKADO. Masyarakat setempat sudah terbiasa dengan ternak SAKADO. Saat saya utarakan maksud dan tujuan saya untuk membuka usaha peternakan, 75% dari masyarakat menyampaikan keberatannya, dengan alasan keamanan. Mereka menyampaikan bahwa: Lokasi tersebut terlalu jauh dari tempat tinggal masyarakat, dan menjelang hari Raya, sering terjadi pencurian ternak besar2an (penggarongan bersenjata api), terlalu tinggi risikonya, lebih baik mencari lahan lain yg lebih dekat dengan tempat tinggal masyarakat, agar mudah mengawasi keamanannya. Walaupun saya ketahui ada peternakan sapi perah dan ayam potong yang mulai di buka di dekat lokasi lahan tersebut, setelah melalui pertimbangan yang masak, terpaksa niat tsb saya urungkan. Setelah dua tahun kemudian, peternakan ayam dan sapi perah tersebut di tutup, karena tidak tahan terhadap gangguan penggarongan yang terjadi ber-ulang2, walaupun peternakan tersebut milik petinggi yang berbintang banyak.

c. Lingkungan alam disekitar lokasi peternakan.
Hal ini sangat jelas dan mudah di fahami, namun harus tetap dilakukan, yang sering terlupakan adalah , melihat ke masa depan 5 sampai 10 tahun mendatang. Saya mengenal seorang peternak yang sudah berpuluh tahun beternak sapi, beliau bertahan tidak bersedia pindah ke tempat lain, karena lokasinya sangat strategis. Saat ini lokasi tersebut menjadi padat dengan pertokoan dan hotel besar dan sang peternak pun sudah menua. Ahirnya peternakan tersebut dilarang beroperasi, di tutup dan tidak di pindah. Sungguh sangat disayangkan, terutama kemahiran dan ke-pakaran beliau yang terpaksa tidak termanfaatkan lagi.

d. Lingkungan peternakan secara global.
Jangan malas untuk mengikuti perkembangan di bidang peternakan secara global, walaupun sekala peternakan anda masih tergolong kecil. Karena apa yang terjadi di belahan dunia lain / global, bisa dan akan mempengaruhi peternakan lokal. Ambil beberapa contoh seperti Flu Burung, beberapa tahun yang lalu kita hanya mengetahui bahwa wabah itu ada di negara China, dalam waktu singkat wabah tersebut saat ini sudah menyebar di daerah kita. Demikian juga dengan masalah2 lain nya selain penyakit, ikuti amati dan pelajari perkembangannya. Waspadai jika ada hal-hal yang dapat berdampak lokal. Setelah mengetahui adanya Flu Burung, apakah beternak ayam masih menjadi prioritas pilihan anda saat ini.
Tidak hanya sisi negatif yang perlu di pelajari, sisi positif pun banyak yang bisa kita ambil dari lingkungan peternakan global. Misalnya: saat ini “peternakan organik”, mulai banyak diminati da bagi peternakan dapat memberikan keuntungan lebih besar, walaupun ada persyaratan2 tertentu yang harus di penuhi sebelum mendapat sertifikasi “Organik”.
Beberapa negara di timur tengah, masyarakatnya menghendaki produk peternakan yang HALAL, saat ini tren nya tidak hanya cara pemotongan/penyembelihan hewannya yang halal, namun cara beternaknya, makanan ternaknya dll nya harus halal pula.
Cepat atau lambat permintaan produk peternakan organik dan halal ini akan sampai juga di daerah kita masing-masing. Dengan mempelajari lingkungn peternakan global, anda bisa melihat kemungkinan adanya ancaman, tantangan, hambatan maupun peluang.

5. EVALUASI TERHADAP TEMUAN-TEMUAN DI POIN 1 s/d 4
Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua hasil upaya tersebut di atas dari poin 1 mengenai tujuan hidup sampai dengan poin 4 mengenai lingkungan. Integrasikan keseluruhan data tersebut, menjadi suatu niat yang kuat untuk memulai suatu usaha peternakan. Niat anda ini belum ada yang kongkrit, se-olah2 semuanya masih berada dalam mimpi anda, namun mimpi tersebut sudah anda fikirkan secara mendalam dan radikal, sehingga merupakan mimpi yang mempunyai data pendukung.
Setelah terintegrasi dan setelah melakukan evaluasi terhadap seluruh data yang telah anda miliki, barulah anda bisa memasuki tahap II, yaitu tahap perencanaan. Pada tahap tersebut mimpi anda, akan anda tuangkan kedalam sebuah perencanaan, sehingga mimpi tersebut bisa di lihat dan diketahui manusia lainnya disekitar anda.

II. TAHAP PERENCANAAN

1. MEMBUAT PERENCANAAN SEKALA KECIL SECARA DETAIL
Berdasarkan data dan fakta yang anda dapat dari proses di tahap I, tuangkanlah mimpi anda pada beberapa lembar kertas, yang berupa suatu formulasi perencanaan. Satu hal yang harus anda lakukan dalam perencanaan ini, yaitu “skala kecil”. Jika anda mampu dan berniat untuk mulai beternak dengan 100 ekor ternak, jangan membuat rencana untuk 100 ekor ternak tersebut. Lakukan pertimbangan pesimis radikal, perhitungkan kegagalan total dengan 100 ekor ternak, mampukah anda memulai lagi. Dengan kegagalan total 50 ekor ternak, mampukah anda memulainya lagi. Perhitungkan terus dengan cermat, sampai anda menemukan suatu figur dimana “alat” anda yang berupa tenaga pikiran dan uang, dapat anda alokasikan untuk peternakan yg anda mimpikan,dan jika risiko terbesar yang berupa musnah total-nya peternakan tersebut terjadi, anda masih sangat mampu untuk memulainya lagi.
Untuk mudahnya saya selalu memulai dengan 25% dari total kemampuan yang saya miliki. Itu berarti saya mampu jatuh dan bangun kembali selama empat kali. Jauh lebih baik jatuh dan terluka empat kali, namun mampu berdiri tegak kembali, dari pada hanya sekali jatuh langsung mati.
Dalam membuat rencana ini, libatkanlah seluruh personel yang akan terlibat dalam peternakan anda nantinya, keluarga, karyawan atau mitra dan juga para pakar di luar peternakan anda. Anda sebagai pengambil keputusan terahir, akan lebih banyak mendapatkan masukan yang anda perlukan pada saatnya nanti, karena mereka mengerti dan memahami apa kehendak anda sesuai dengan rencana anda tersebut. Tanpa adanya rencana yang mereka ketahui , mereka tidak akan mampu memberikan masukan yang tepat guna. Adapun masalah perencanaan teknis detailnya, saya yakin anda jauh lebih mengetahui dari pada saya. Pokok-pokok perencanaan harus meliputi, rencana Keuangan, Sarana-kandang dan Perlengkapan peternakan lainnya, Sumber daya manusia,Pola pemeliharaan, Pemasaran/penjualan.
Jika anda kurang terbiasa dengan perencanaan detail, anda bisa meminta bantuan para pakar perencanaan (biasanya untuk keuangan). Karena dalam perencanaan detail ini ada beberapa hal yang membutuhkan pengetahuan spesifik dalam pembuatannya, namun dalam pelaksanaannya, anda sendiri harus mampu / bisa menggunakannya. Misalnya di bidang perencanaan keuangan, maka para pakar akunting lah yang akan merancangnya dengan sangat baik untuk anda. Demikian juga dengan perencanaan bangunan kandang, jenis ternak, cara memberi pakan, kesehatan ternak dll, jika anda tidak mampu melakukannya, serahkan pada para pakar untuk melakukannya .
Memanfaatkan para pakar untuk hal yang tidak kita kuasai, memang nampak mahal, mewah atau royal. Tapi mari kita fikir secara radikal, anda memiliki rumah yg anda tempati saat ini, sangat nyaman, indah dan asri, apakah anda sendiri yang membangunnya, saya yakin tidak, jika anda jujur maka anda pun akan mengatakan tidak. Walaupun anda seorang ingsinyur atau profesor bangunan, anda pasti menyerahkan pembangunan rumah tsb pada para pakar di bidangnya masing-masing. Bayangkan rumah seperti apa jadinya, jika sang ingsinyur tsb membangunnya sendirian, biayanya akan lebih mahal sekali dan mungkin akan roboh sebelum rumahnya jadi. Mengapa untuk membuat perencanaan peternakan, anda ingin membuatnya sendiri, padahal anda tidak mampu membuatnya. Biarlah para pakar yang memberi beberapa alternatif pilihan, anda yang menentukan, mana yang paling sesuai dengan keadaan dan kemampuan anda. Dalam perencanaan ini , apa yang bisa anda lakukan dengan baik lakukanlah sendiri, untuk hal yang tidak mampu anda lakukan dengan baik, serahkan pada pakarnya.
Ingatlah perencanaan tahap 1 ini , merupakan landasan sekaligus tonggak utama bagi peternakan yang akan anda mulai, jadi lakukanlah sebaik mungkin, tahap penyempurnaan dan penyesuaian dapat dilakukan sambil berjalan nanti. Walaupun misalnya peternakan yang akan anda bangun itu tidak untuk tujuan mencari keuntungan, perencanaan harus tetap di buat se-olah2 peternakan anda adalah peternakan komersial yang mencari keuntungan sebesar-besarnya. Dengan adanya tolok ukur yang jelas, sekecil apapun kemajuan yang anda capai akan sangat membahagiakan diri anda.
Tanpa perencanaan yang memadai sebetulnya anda sudah secara sengaja mengagalkan mimpi anda sendiri.

2. MEMBUAT ACUAN UMUM PELAKSANAAN RENCANA 1
Setelah mempunyai rencana tahap 1, maka anda harus membuat suatu acuan umum. Ibaratnya perencanaan adalah pohon maka acuan umum adalah pupuknya. Saat pembuatan rencana dan saat operasi sehari-hari nanti, acuan umum ini akan sangat membantu dalam memecahkan berbagai masalah yang akan anda temui. Tanpa memiliki acuan umum maka perencanaan tersebut hanyalah merupakan tulisan yang tak berdaya guna secara optimum. Kegunaan utama dari acuan umum ini adalah untuk mempermudah anda dalam mengambil keputusan. Jika ada penyimpangan dari perencanaan, maka dengan lebih mudah anda memutuskan apa yang harus dilakukan, bagaimana,kapan, berapa banyak.
Kesulitan dalam pembuatan acuan umum ini adalah, tidak semua masalah yang akan anda temui bisa anda prediksi jauh hari sebelumnya. Sehingga anda tidak akan bisa membuat seluruh acuan secara spesifik, hanya secara umum. Terkecuali anda pernah mengalami permasalahan tersebut, atau anda bisa mendapatkannya dari peternak lain, sehingga anda mampu mengantisipasinya. Beberapa hal yang harus ada didalam acuan umum ini antara lain;

a. Pencarian dan Penanganan titik lemah
Acuan ini di buat untuk menemukan dan memperkuat titik lemah dalam kegiatan peternakan, secara berkesinambungan. Dalam menjalankan suatu operasi/kegiatan apapun, anda akan selalu menemui titik-titik lemah, yang dapat mengakibatkan terganggunya bahkan berhentinya kegiatan yang sedang anda lakukan. Jika anda ambil sebuah rantai besi, kemudian anda tarik sekuat-kuatnya, maka rantai itu akan putus di rangkaian yang terlemah. Setelah rangkaian terlemah/titik terlemah tsb anda perkuat, kemudian rantai itu anda tarik lagi, rantai itu tetap akan putus pada titik terlemah lainnya. Rantai tersebut ibarat perencanaan , sebaik apapun perencanaan yang kita buat, selalu ada titik lemahnya. Setelah titik lemah tersebut anda perkuat, akan timbul titik lemah lainnya dalam perencanaan anda.
Jika anda tidak mempersiapkan diri dan mempunyai acuan saat menghadapi dampak dari titik lemah pada perencanaan anda, maka anda akan berada pada situasi yang sangat sulit. Banyak peternak yang gagal hanya karena tidak mempersiapkan acuan untuk menangani kelemahan-kelemahan rencananya sendiri. Saya sangat memahaminya karena saya pernah mengalami kegagalan yang disebabkan oleh hal yang sama.
Cara sederhana untuk menemukenali titik lemah dalam kegiatan peternakan, adalah dengan menganalisa seluruh rantai produksi peternakan. Dan untuk setiap titik produksi,ujilah dengan pertanyaan2 ini: A Di Ke Ba Ber Si Kap
Utk segala sesuatu yang harus saya beli atau dapatkan dari pihak lain, seperti Pakan tambahan, obat2an, pembelian bibit sapi, saya selalu mengujinya dengan pertanyaan sebagai berikut – Bagaimana jika mereka tiba2 tidak bisa menyediakan. Apa yang akan saya lakukan jika penjual yang sudah di kontrak beli tidak bisa memenuhi janjinya, Kemana saya harus mencari penjual penggantinya, Dimana saya bisa mendapatkan kebutuhan tersebut dalam waktu singkat, Kapan mulai mencarinya dan Berapa biaya yang bersedia saya keluarkan untuk mencari pejual lainnya. Siapa yang bisa di tugasi atau di hubungi.
Contoh 2.1:Untuk menangani masalah sehari-hari di peternakan yang saya lakukan dengan pola kemitraan dengan masyarakat setempat, saya tunjuk seorang tokoh agama masyarakat setempat sebut saja si A sebagai koordinatornya. Karena lokasi tempat tinggal saya terlalu jauh dari lokasi peternakan. Pada suatu saat si A berangkat menunaikan ibadah haji. Padahal saat mejelang Lebaran Haji (Idul Adha) bagi peternak adalah merupakan hari-hari yang paling sibuk, dan banyak masalah yang harus segera di pecahkan, mulai dari persiapan ternak, transportasi, sampai tawar menawar harga ternak.Karena saya tidak mempersiapkan jalan keluar bila si A tidak ada, maka bisa dibayangkan kekacauan yang terjadi saat itu, masing2 mitra menjalankan kebijakan sendiri-sendiri, akibat ahirnya seluruh sapi yang terjual, harganya di bawah harga pasar pada umumnya. Artinya keuntungan banyak berkurang.
Contoh 2.2: Untuk pakan tambahan saya mengandalkan pembelian dan pengiriman dari sebuah pabrik pakan tambahan/konsentrat. Pengiriman selalu datang sesuai dengan perencanaan yang saya buat. Saat stok pakan konsentrat mulai menipis, kiriman masih belum datang juga. Karena setiap kami telepon tidak ada jawaban, terpaksa kami mendatangi pabrik konsentrat tersebut, barulah disadari mengapa pengiriman terlambat, bahkan berhenti mengirim, karena pabriknya tutup untuk waktu yang sangat lama, karena kebakaran. Secara langsung memang saya tidak dirugikan. Namun sampai stok konsentrat habis, mereka yang di peternakan, masih belum bisa mendapatkan pengganti suplyer konsentrat. Akibatnya harus membeli eceran dengan merk dagang lain serta dengan komposisi lain, yang mengakibatkan gangguan pencernaan si ternak, dan gangguan bujet keuangan. Hal itu tidak akan terjadi jika jauh-jauh hari saya sudah mempersiapkan suplyer pengganti/ cadangan.
b.Sebab dan Akibat
Acuan ini di buat untuk menemukan dan mengatasi akar masalah yang mungkin timbul pada kegiatan se-hari2. Manusia secara alami senang menyelesaikan masalah dengan cara yang simpel dan cepat, tetapi sering tidak menyelesaikan akar masalahnya, sehingga utk jangka panjang penyelesaian masalah tsb tidak bermanfaat, bahkan sering lebih merugikan. Cara termudah dalam membuat acuan ini antara lain; ujilah tindakan yang akan anda lakukan untuk menangani suatu permasalahan, terutama hasil atau dampaknya untuk masa jauh kedepan. Arah dan bobot tindakan harus merupakan penyelesaian akar masalah jangka panjang. Terutama untuk masalah lingkungan dan keuangan.
Contoh2.3 :Ada seorang pakar kesehatan hewan yang selalu mengontrol dan menangani masalah kesehatan ternak di lokasi peternakan. Suatu saat kehadiran pakar tersebut menjadi tidak rutin dan selalu terlambat dari jadwal yang telah disepakati bersama. Sering pakar tersebut terpaksa kami jemput, agar bisa hadir secara rutin dan tepat waktu. Kami sangat tergantung pada pakar tersebut, namun beliau terasa mulai sangat merepotkan dan membebani. Saya bisa mencari pakar yang lainnya, namun saya harus memulai dari awal lagi, sedangkan pakar yang lama sudah mengetahui apa rencana saya dan apa tujuan yang ingin saya capai, dan kami sudah merasa nyaman berinteraksi dengan pakar tersebut. Pada suatu kesempatan bertemu dengan pakar tersebut dan berdialog dari hati kehati. Pakar tersebut mempunyai masalah dengan alat transportasi, yang tadinya ada/punya, menjadi tidak punya, disebabkan oleh ini dan itu. Akar masalahnya adalah alat transportasi dalam hal ini adalah sepeda motor. Ahirnya disepakati - peternakan membelikan sepeda motor baru sesuai pilihan pakar tersebut secara tunai, kemudian pakar tesebut mengangsur kepada peternakan tanpa di kenakan bunga.Segala sesuatunya kembali berjalan seperti sediakala, bahkan pakar tersebut jauh lebih rajin dan memberikan perhatian yang lebih banyak terhadap ternak kami, dan uang peternakanpun tidak hilang.


c.Efisiensi
Acuan ini untuk mengarahkan semua tindakan dan pengeluaran agar memberikan dampak yang paling menguntungkan, walaupun pengeluaran awalnya nampak atau terasa jauh lebih tinggi. Acuan ini sangat sederhana dan sangat mudah pelaksanaannya, yang membuat sulit adalah kesediaan anda untuk menyediakan dana yang lebih tinggi walaupun hanya satu kali.
Contoh 2.4: Sebagai salah satu campuran untuk pakan tambahan saya menggunakan ampas tebu / gula (tetes), yang harus dibeli setiap minggu dari pabrik gula yang jaraknya sekitar 1 jam dengan mengendarai motor atau mobil. Hal yang sama juga dilakukan oleh beberapa peternak terdahulu disekitar lokasi peternakan. Dengan berpatokan pada acuan umum, maka disepakati untuk membeli tetes setiap dua bulan sekali dalam jumlah banyak sekaligus. Tindakan tersebut akan jauh menghemat biaya transportasi, walaupun ada biaya yang harus dikeluarkan sekaligus besar. Karena saya membeli dalam jumlah banyak, maka saya mendapat potongan harga, kemudian saya menjual kepada peternak lain dengan harga yang sama seperti di pabrik. Saya mendapat keuntungan , peternak lain juga mendapat keuntungan karena tidak mengeluarkan biaya transportasi, bahkan pembelian mereka selalu kami antar ke lokasi mereka, sambil mempererat hubungan silaturachim antar peternak. Hal yang sama juga saya lakukan untuk pakan konsentrat dan obat-obatan.

d. Alokasi dana dan tenaga.
Acuan ini dibuat guna mengarahkan seluruh alokasi dana agar selalu diselaraskan dengan tujuan perencanaan peternakan. Hal ini sangat logis dan se-olah2 tidak diperlukan acuan. Namun percayalah , tanpa acuan umum yang jelas dan di sepakati bersama, anda akan banyak mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Saya berikan satu contoh agar mudah memahaminya.
Contoh 2.5: Pada saat yang bersamaan ada kegiatan “kontes sapi”dan “permohonan dana untuk perbaikan mesjid”. Kami sudah mempersiapkan sapi untuk kontes, kemungkinan menangnya 80%, sehingga gengsi peternakan kami bisa mencuat naik, akan sangat memotivasi, membanggakan dan menyenangkan. Sedangkan perbaikan mesjid, belum mendesak, mesjid masih sangat layak pakai, kamipun menjadi donatur tetap, singkat kata perbaikan mesjid belum perlu dan bisa ditunda. Dengan mudah saya akan mengalokasikan dana untuk mengikuti kontes karena kesempatan untuk menang sangat tinggi dan kesempatan ini sangat jarang tersedia. Namun dengan adanya acuan umum ini, ternyata mengikuti “kontes sapi” sangat tidak selaras dengan tujuan dan perencanaan, sedangkan perbaikan mesjid justru menjadi salah satu tujuan peternakan. Dengan adanya acuan umum yang disepakati bersama, kami menjadi sangat mudah dalam mengambil keputusan yng paling tepat.

3. PENGUJIAN RENCANA 1.
Setelah mempunyai rencana dan acuan umum, mulailah anda membuka paternakan dengan sekala kecil sesuai dengan perencanaan. Lakukan kegiatan peternakan seperti biasa. Amati dan pelajari dengan sangat cermat segala permasalahan yang timbul, sebagian akan bisa diselesaikan dengan acuan umum yang telah dipersiapkan, sebagian besar mungkin justru tidak bisa di tangani dengan menggunakan acuan umum yang telah tersedia.
Jangan terlalu hawatir jika anda menemui masalah besar yang sulit di atasi, ingatlah tahap ini masih dalam tahap uji coba, yang salah satu tujuannya adalah menemukenali AnTaHaGa (Ancaman Tantangan Hambatan Gangguan) dan PeKes (Peluang dan Kesempatan). Makin banyak masalah yang tidak ter-antisipasi makin baik, karena itu berarti banyak perbaikan yang bisa dilakukan.
Ada baiknya anda mulai dengan beberapa jenis sapi potong, dan beberapa pola pemberian pakan, agar anda bisa mencatat setiap perkembangan masing2 . Dan pada ahirnya akan anda temukan sendiri, jenis sapi apa yang paling baik perkembangannya dengan cara anda beternak, dan sapi mana yang paling sesuai dengan lingkungan peternakan anda.
Untuk kesehatan ternak dan kandang/peternakan, jangan ragu untuk meminta bantuan pakar kesehatan bisa mantri hewan bisa juga dokter hewan (kalau ada). Satu hal yang bisa di dapat dari pakar yang “orang luar peternakan”, adalah , mereka lebih sensitif terhadap kejanggalan atau keburukan yang ada di peternakan anda, dan mereka se-olah2 berhak dan wajib untuk mengatakannya. Maksudnya begini, bagi anda dan personel peternakan yang berada di peternakan se-hari2, maka akan terbiasa dengan bau pesing atau bau busuk, serta kekotoran dan kejorokan disekitar peternakan anda. Namun bagi orang yang tidak selalu berada di peternakan anda, maka sedikit ada bau yang menyengat hidung mereka, atau sedikit melihat kekotoran peternakan anda, mereka akan sangat merasakannya. Pada umumnya orang luar tersebut akan sangat segan mengutarakan apa yang dia rasakan, karena takut menyinggung perasaan anda dan para peresonil peternakan lainnya. Namun bagi para pakar kesehatan, mereka tidak akan segan dan ragu menyampaikan keadaan yang dia rasakan, karena itu adalah tugas dan kewajiban mereka. Sebaliknya anda jangan sekali-sekali menyangkalnya, terimalah masukan mereka, jika anda masih merasa ragu undanglah orang luar lainnya untuk memberikan pendapatnya, biasanya pendapat pakar tersebut selalu benar.
Masalah pemasaran dan penjualan merupakan bagian dari Tantangan dan Peluang yang sangat menarik bagi peternak, banyak sekali hal yang harus di pelajari, mulai dari cara mereka mengukur atau menimbang , menilai kualitas ternak, dan menghargai ternak yang kita jual sampai mencari pembeli. Karena pembeli yang berarti uang, merupakan ujung dari usaha peternakan, maka tanganilah para pembeli dengan sebaik mungkin. Disisi lain pembeli juga merupakan Ancaman dan Hambatan yang cukup signifikan.
Istilah yang di pergunakan para pembeli dan pedagang pun berlain-lainan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Ada yang menggunakan sistim Karkas, Jogrog, Tulang Daging, Berat Daging, Bobot Utuh, Bobot Jagal dll. Penjualan ternak hidup di kandang merupakan cara penjualan yang paling sedikit menguras tenaga dan biaya, dan harganya biasanya paling sederhana juga. Walaupun dalam transaksi ini, masih sering terjadi ketidak sepakatan mengenai bobot dan kualitas ternak.
Satu pembeli yang sama, sering menggunakan metoda pengukuran berat yang berbeda. Salah satu metoda pengukuran berat, dilakukan dengan mengukur lingkaran-lingkaran badan dan panjang badan, kemudian menggunakan rumusan mereka masing2, didapat perkiraan berat badan. Pada saat melihat mengukur postur tubuh sapi yang berbeda, mereka menghendaki penggunaan timbangan dan tidak mau menggunakan metoda yg pertama tadi. Aneh, janggal, tapi itulah kenyataannya, mereka berusaha mendapatkan seminimum mungkin bobot sapi, disisi lain sebagai peternak kita menginginkan semaksimum mungkin pengukuran bobotnya.
Para pembeli yang kebanyakan pedagang atau kita sebut sebagai bandar sapi, yang juga sebagai salah satu pelanggan kita sebagai peternak, juga bermacam-macam perilakunya. Kalau membayar tunai (walaupun sangat jarang) mereka minta potongan harga yang cukup banyak, kalau pembayaran ditunda, yang biasanya dua hari- bisa menjadi dua minggu, bisa menjadi dua bulan atau dua tahun, bahkan tidak jarang menghilang . Untuk itu waspadailah para pelanggan terhormat tersebut, ketahui dimana alamat tetap mereka, keadaan ekonominya, reputasinya. Lakukan pendekatan dengan baik, ciptakan hubungan pribadi dengan baik, lebih baik kita mengeluarkan sedikit biaya dan tenaga/waktu, untuk pengamanan jangka panjang, dari pada kehilangan beberapa ekor sapi sekaligus. Jangan mudah terbujuk dengan janji muluk para bandar, karena harga sapi atau ternak lainnya sebetulnya relatif tidak berfluktuasi secara drastis dalam waktu sangat singkat.
Waspadai jika ada pembeli yang meminta agar sapinya jangan di beri makan selama 24 jam sebelum di ambil, dan mereka ini selalu menolak jika kita tawarkan untuk mengantar sapi tsb ke tempatnya, mereka selalu membayar tunai. Catat timbangan bobot sapi saat keluar dari peternakan, beberapa kali saya alami, setelah sapi tiba di tempat sang bandar, ternyata mereka melakukan “Penggelonggongan” sebelum di jual atau di potong. Jika ada tanda2 husus atau cap peternakan anda di badan sapi tersebut, maka anda pun akan terimbas permasalahan. Kelompok bandar tersebut, sangat cermat dalam melakukan transaksi, mereka selalu menolak untuk membuat transaksi tertulis dalam bentuk dokumen apapun, alamat nya selalu berubah dan tidak jelas.
Pada saat kita menjual sapi yang sudah di potong atau menjual Karkas (carcase), banyak juga masalah yang bisa timbul. Pada umumnya sistim yang di anut adalah, setelah sapi di potong, bagian bawah kaki, ekor, kepala, jeroan, gajih (lemak) dan kulit, menjadi hak pemotong atau jagal. Pembersihan lemak sering menjadi masalah, karena sang jagal membuang / mengambil lemak beserta daging nya, begitu juga saat menguliti, daging sering tidak “sengaja” ter-iris dan terbawa kulit.
Jika kita hanya melakukan pemotongan dan pembersihan, tentunya kita harus membayar sejumlah biaya kepada pemotong (jagal). Disini permasalahan bisa lebih banyak muncul. Banyak yang bisa menghilang, mulai dari kepala sampai jeroan dan ekor bisa menghilang. Walaupun anda berusaha untuk mengawasinya dengan ketat. Anda tetap akan “kecolongan” , karena hal itulah yang mereka sebut sebagai keahlian kelompok jagal (mohon maaf jika diantara pembaca adalah jagal).
Kita sebagai peternak yang membawa sapi ke rumah pemotongan , seolah-olah berada pada posisi yang lemah, bagaikan sapi yang mau dipotong, tanpa daya. Disisi lain para jagal se-olah2 bisa berbuat sesuka hati untuk mengambil “keuntungan” se-besar2 nya dengan berbagai upaya yang tidak wajar. Belum lagi masalah per-calo’an di rumah pemotongan, tak ubahnya seperti di stasion kereta api saat lebaran. Namun semua itu sudah menjadi tradisi, dan anda mau tidak mau harus berinteraksi dengan keadaan yang sangat menyedihkan tersebut.
Cerita pengalaman 1: Saya sudah mendengar cerita seperti di atas saat melakukan Tahapan Mimpidan Berfikir – Mempelajari Lingkungan, namun terus terang –saya tidak mempercayainya, masa iya sih, sesama pengusaha kecil dan lemah kok tega-tega nya, mereka memperlakukan peternak sedemikian rupa. Saat pengujian tahap penjualan, saya melakukan penjualan daging dengan membayar jagal di suatu rumah pemotongan hewan. Kami ber-empat membawa dua ekor sapi untuk di potong, sedangkan pembeli daging nya sudah ada dan menunggu hasil pemotongan di tempat lain. Dua orang mitra peternakan saya minta mengawasi dari jarak agak jauh, saya dan satu orang lainnya ( supir), melihat dari jarak dekat. Mereka sungguh mahir melakukan “Trik”nya , bak pesulap ulung. Dua orang mitra peternak yang mengawasi dari kejauhan, tidak bisa menahan perasaan dan emosinya, maka keributan pun terjadi, cukup seru lah. Setelah di ingatkan kembali bahwa tujuan kita adalah untuk mempelajari lingkungan , barulah kedua mitra peternak tersebut bisa di tenangkan, dengan permohonan maaf yang sebesar besar nya dari fihak kami, maka permasalahan bisa diselesaikan dengan sangat baik. Beruntung sekali , dua buah kamera tersembunyi yang kami sewa dari sebuah studio film, satu tersembunyi di balik jaket saya, yang kedua di balik jaket pak supir bisa bekerja dengan sangat baik. Setelah kami putar ulang rekaman film nya, memang betul-betul mahir mereka dalam menjalankan operasinya. Namun ingat, disini kita tidak mencari siapa benar siapa salah, berdasarkan acuan yang saya buat, kami harus mencari penyelesaian akar masalah untuk jangka panjang. Kemudian disepakati untuk mendatangi rumah sang jagal dengan membawa rekaman film tersebut, cara penyelesaian yang kami rencanakan adalah lebih baik memberi tambahan dana yang sesuai pada sang jagal dari pada kita tidak mampu mengontrol dan mengetahui keadaansebenarnya hasil peternakan kami. Ahirnya bisa diambil suatu kesepakatan / perjanjian tak tertulis dengan kelompok jagal tersebut. Film rekaman tidak perlu di putar (bahkan saya musnahkan), akar masalah terselesaikan untuk jangka sangat panjang, bahkan kelompok jagal tersebut saat ini menjadi salah satu agen penjualan kami yang baik, mereka tidak pernah minta komisi penjualan, mereka hanya mengharap agar sapi kami mereka yang memotong. Mereka senang kami jauh lebih senang, dan tidak ada lagi yang merasa dirugikan, semua merasa di untungkan. Ada yang mengatakan upaya kami itu tidak baik, menyuburkan penyuapan dan peremanisme, tidak mendidik dan lain sebagainya. Betul-betul saya merasa sedih dan terheran-heran melihat keadaan seperti itu.. Namun setelah melihat pada perencanaan dan acuan umum, saya bisa tegar kembali, karena tujuan saya beternak bukanlah untuk memperbaiki keadaan tersebut, pasti sudah ada pihak lain yang lebih wajib dan berwenang untuk memperbaikinya.
Dengan memiliki perencanaan dan acuan umum yang jelas, ternyata banyak masalah yang bisa kami selesaikan dengan lebih baik dan lebih menentramkan.

4. TEMUKENALI DAN SELESAIKAN SELURUH PERMASALAHAN PADA TAHAP PERENCANAAN 1.
Dengan menemukenali dan menyelesaikan semua permasalahan di tahap pengujian rencana 1 ini, maka anda sudah mulai memahami bagaimana keadaan sebenarnya yang akan anda hadapi pada kegiatan sehari-hari di masa yg akan datang nanti.
Gunakan perencanaan dan acuan umum - sebagai pegangan dasar kegiatan peternakan, agar seluruh kegiatan yang dilakukan tetap se arah dan selaras dengan tujuan utama anda. Jika ternyata masih ada ( biasanya pasti masih banyak) masalah yang tidak tercakup dalam perencanaan dan acuan umum, namun telah dapat terselesaikan dengan baik, buatlah catatan ( pada buku jurnal) agar pada saatnya nanti bisa di evaluasi apakah cara penyelesaian tsb akan di jadikan acuan umum atau hanya bersifat insidentil.
Usahakan semua permasalahan tidak ada yang tertunda penyelesaianya, ibaratkan sebagai masa sekolah, anda naik kelas atau tidak naik kelas, jika tidak naik kelas maka anda harus mengulang seluruh pelajaran anda sejak awal lagi. Tidak boleh naik kelas dengan menghutang beberapa mata pelajaran yang nilainya masih buruk. (lain dengan kuliah ya)
Jika masih ada permasalahan yang belum bisa anda atasi dan kuasai cara penyelesaiannya, lakukan lagi tahap uji coba ini, melalui putaran kedua dengan jumlah ternak yang sama.
Jika anda sudah merasa puas dan yakin mampu (confident) dengan cara anda menangani kegiatan peternakan anda, terutama proyeksi rencana keuangan sudah memberikan hasil positip, tidak ada masalah yang terhutang, barulah kita memasuki tahap berikutnya

5. EVALUASI DAN TENTUKAN APA KEINGINAN ANDA UNTUK MASA YG AKAN DATANG
Setelah anda merasa yakin mampu untuk meneruskan usaha peternakan dengan sekala awal yang kecil tersebut di atas. Maka sekarang saatnya kita memulai lagi siklus ini dari awal, kembali ketahap 1, yaitu Mimpi dan Berfikir, dengan sedikit kemudahan, karena semua data penunjang nya sudah anda miliki, ditambah lagi dengan pengalaman selama ujicoba tahap1. Dengan sendirinya pola pikir anda akan berubah, tidak lagi seperti pada tahap awal, tetapi sudah lebih canggih, karena sudah menguasai “Dasar Ilmu Peternakan”, yang tidak akan mungkin anda dapat dari guru manapun, dan sekolah manapun.
Anda hanya bisa mendapatkan Dasar Ilmu Peternakan tersebut dari dalam diri anda sendiri, dan lingkungan anda sendiri, melalui mimpi dan pemikiran anda sendiri, yang radikal ekstrim sampai merasuki jiwa raga anda.
Lakukan evaluasi terhadap seluruh aspek selama pengujian rencana 1 yang telah anda lalui, melalui tahapan yang sama dengan Tahapan Mimpi dan Berfikir , yaitu:
1. TUJUAN HIDUP
Evaluasi secara menyeluruh bersama dengan manusia-manusia yang sama yang pernah anda ajak untuk ikut serta pada tahap terdahulu. Sampaikan pada mereka apa pencapaian yang telah berhasil anda raih sampai tahap ini. Melakukan evaluasi bersama ini saya anggap sebagai sesuatu yang penting dan harus dilakukan. Karena dengan cara tersebut maka manusia-manusia lain di lingkungan sekitar anda tersebut, akan lebih mempunyai rasa memiliki, mereka akan merasa lebih di hargai, dan mereka akan lebih banyak dan ikhlas untuk memberikan dukungan terhadap usaha peternakan anda. Sementara anda tidak perlu mengeluarkan biaya, guna mendapatkan dukungan yang sedemikian besarnya dari mereka tersebut, yah kalau sekedar makan bersama atau sesuguhan ala kadarnya, dana untuk itu bisa anda sisihkan dari hasil penjualan (maaf) TAI sapi. Sampaikan masalah tai sapi ini setelah acara selesai dan lihat bagaimana reaksi mereka.

2. PETERNAKAN
Pada tahap ini , arah penentuannya sedikit berbeda dibanding yang terdahulu, karena jenis ternaknya sudah kita tentukan sebelumnya, disini bobotnya lebih ke arah berapa banyak perluasan yang akan anda lakukan. Atau mungkin justru anda mulai berani untuk melakukan perluasan dengan jenis ternak lainnya.
3. ALAT YANG DIMILIKI
Tentukan berapa besar dana yang akan anda alokasikan untuk perluasan di tahap ke 2 ini. Jika pada perencanaan tahap 1 anda mengalokasikan 25% dari dana yang tersedia, maka sekarang saatnya anda meng alokasikan lagi 25%, sehingga pada tahap perencanaan 2 ini sekala anda sudah mencapai 50% dari target rencana ahir.
3. LINGKUNGAN.
Mempelajari dan menangani lingkungan, pada tahap ini , anda akan lebih berfokus untuk perluasan peternakan. Adapun langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan sama dengan apa yang pernah anda lakukan pada tahap I terdahulu, hanya fokusnya saja yang berubah, kalau dulu untuk pembuatan peternakan, yang sekarang untuk perlusan peternakan
4. EVALUASI TERHADAP TEMUAN-TEMUAN DI POIN 1 s/d 4
Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua hasil upaya tersebut di atas, dari poin 1 mengenai tujuan hidup sampai dengan poin 4 mengenai lingkungan. Integrasikan kembali keseluruhan data dan fakta tersebut, menjadi suatu niat yang kuat untuk memperluas usaha peternakan anda. Niat anda pada tahap ini lebih nyata, karena data faktual sudah anda miliki sehingga tidak merupakan mimpi lagi, namun sudah merupakan pemetaan langkah berikutnya.
Berdasarkan pemetaan langkah tersebut diatas, buatlah Perencanaan 2, yang pada intinya merupakan perluasan atau pengembangan dari seluruh tahap Perencanaan 1, untuk kemudian laksanakan setiap tahap Perencanaan 2 tersebut
Demikian selanjutnya anda akan bergerak dari Perencanaan 2 kemudian kembali ke “Tahap Mimpi dan Berfikir” kemudian bergerak ke Perencanaan 3, dan seterusnya siklus ini akan anda lakukan berulang-ulang.
Sehingga dengan pola ini , anda selamanya akan selalu berada dalam siklus Mimpi dan Berfikir - Perencanaan – Acuan umum – Pengujian - Penemuan masalah - Evaluasi menyeluruh - kemudian kembali Mimpi dan Berfikir lagi, lalu ke Perncanaan dan seterusnya, anda akan berputar disitu selamanya.
Banyak yang menanyakan “Lalu kapan pelaksanaannya, kalau harus kembali ke perencanaan lagi?” --- Jawabannya jelas sekali yaitu “Pelaksanaannya adalah Perencanaan berikutnya”
Nampak jelas pada siklus ini, semua tindakan yang sedang dan akan dilakukan, selalu terencana dan terkontrol. Hasilnya berupa rencana berikutnya dan pengontrolan berikutnya, yang lebih sesuai dengan keadaan lingkungan terahir, sehingga bergeraknya selalu searah, selaras dan seimbang dengan lingkungan serta tujuan utama yang ingin di capai, dimana tujuan yang ingin di capaipun bisa terus berubah ke arah yang lebih baik dan lebih sempurna.
Mungkin bagi pembaca yang menyenangi bidang manajemen, yang sarat dengan PDCA atau Plan Do Check Action, dimana terkesan setelah Do, maka pencapaian tujuan sudah di dapat. Maka pola ini dianggap bertentangan atau tidak sesuai, karena setelah Check kembali lagi ke Planing tidak ada Action. Sangat menarik untuk di perdebatkan. Namun dalam kenyataannya, mereka yang menganut konsep siklus ulang atau yang selalu kembali ke planing, selalu bisa tetap mampu bertahan / survive dan berkembang sampai saat ini. Kunci keberhasilan mereka hanya “Selalu menyesuaikan dirinya dengan keadaan lingkungan atau Tersesuaikan dengan keadaan lingkungannya melalui proses perencanaan yang berulang dan berkesinambungan”. Dimana konsep atau pola ini sering disebut dengan “Holistic Management Model”. Model ini juga lah yang berhasil menyelamatkan dan memperbesar sekala peternakan di Amirika dan Eropa, yang keadaan lingkungannya berubah dengan sangat cepat, dimana salah satu penyebabnya adalah kemajuan teknologi.
Sangat banyak model dan konsep manajemen yang jauh lebih baik dari pada model yang saya anut ini. Saya tetap memilih model atau konsep ini, hanya karena merasa sesuai dan nyaman untuk keadaan saya, yang selalu hidup dalam perencanaan. Bukankah kehidupan anda juga demikian para pembaca, ”selalu berada dalam perencanaan” anda boleh mengingkarinya, namun tanpa anda sadari anda sering mengatakannya, bahkan menganutnya, menjadikannya sebagai acuan kehidupan anda.
Dalam kehidupan ini: kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan berusaha, Yang Maha Kuasa telah mempunyai rencana bagi tiap umatNya, dan Dialah yang akan menentukan segalanya
Yah demikian lah saudara-saudara ku para Calon Peternak dan Para peternak, yang selalu saya hormati, selalu saya sayangi dan selalu saya banggakan, SATU persembahan yang dapat saya sampaikan, sangat sepele tiada arti dan makna serta manfaatnya, namun dengan rendah hati tetap harus saya sampaikan, karena tanpa adanya SATU, maka sepuluh, apalagi seratus, seribu bahkan semilyard tidak akan pernah ada dan bisa tercapai.


Sumber: http://tonysapi.multiply.com (tony_sapi@yahoo.com)

08 October 2008

Kegagalan beternak dan cara menyiasatinya (BAG 1)

KEGAGALAN PARA PETERNAK SEKALA KECIL DAN MENENGAH

DAN

SALAH SATU CARA MENYIASATINYA

OLeh: Mr. Tony

Ahir-ahir ini banyak anak bangsa yang berminat menjadi peternak SApi KAmbing dan Domba (disingkat SAKADO). Mereka datang dari bermacam lapisan masysrakat. Secara umum mereka ahirnya terbagi kedalam dua golongan; Pertama adalah mereka yang dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan peternakan; mereka lebih banyak mengetahui seluk beluk peternakan. Kedua adalah mereka yang datang dari kota besar; mereka ini mengetahui sedikit atau tidak tahu sama sekali seluk beluk peternakan. Namun kedua golongan tersebut mempunyai latar belakang yang sangat sama yaitu mempunyai mimpi menjadi peternak.

Secara pribadi saya sangat bangga melihat makin banyak nya mereka yang tertarik di bidang peternakan ini, bukan hanya karena mereka mempunyai ketertarikan yang sama dengan saya, tetapi lebih luas lagi, sebetulnya mereka secara tidak langsung turut berusaha melestarikan salah satu tradisi bangsa yang hampir menghilang. Beternak sudah tidak lagi menjadi kebutuhan, bahkan kepemilikan hewan ternak sudah tidak lagi menjadi lambang status, justru sebaliknya hal itu menjadi simbol keterbelakangan bagi masyarakat di kota-kota besar yang sudah “modern”. Sangatlah betul jika di kota besar yang “modern” tentunya tidak layak dan pantas lagi untuk beternak, namun jika di daerah pedesaan yang jauh dari kota besar-peternakan juga menghilang, lalu siapa nantinya yang akan menyediakan produk peternakan bagi kita semua, karena di hutan pun sudah hampir musnah hewan2 nya ( di bakarin melulu sih hutannya).

Kenyataan yang menyedihkan adalah, kedua golongan tersebut sama-sama banyak yang mengalami kegagalan dalam usaha peternakannya. Mereka yang kehidupanya berada di lingkungan peternakan, umumnya terkunci oleh paradigma yang di warisi oleh pendahulunya, dimana paradigma tersebut untuk saat ini sudah kadaluwarsa, karena keadaan lingkungan sudah berubah. Sedangkan yang datang dari kota, mereka sudah terlebih dahulu tersilaukan dan terbius oleh gemerlapnya informasi yang mereka dapat dari artikel di buku, majalah, koran, “internet”, dan mas-media lainnya. Di akui atau tidak, dalam kenyataannya semua artikel tersebut isinya hanyalah mengenai; Keberhasilan Usaha Peternakan; “betapa menyenangkannya menjadi peternak” atau “Keuntungan besar akan dapat diraih dengan usaha peternakan”. Nyaris tak ada yang mempermasalahkan atau membahas mengenai kegagalan peternakan. Apakah pemberitaan yang serba gemerlap itu salah, sama sekali tidak. Yang salah adalah “Ketiadaan pemberitahuan atau pemberitaan mengenai kegagalan peternakan”.

Mungkin sebagian besar masyarakat kita masih menganggap, kegagalan adalah sesuatu yang buruk, sehingga tabu untuk di bicarakan serta dibahas secara terbuka. Karena dianggap akan mencemarkan nama baik diri sendiri beserta keluarganya. Paradigma mengenai Nilai dan Budi luhur tersebut, sangat kuat tertanam di masyarakat kita, disisi lain hal ini juga berarti, membiarkan orang-orang lainnya mengalami kegagalan yang serupa. Demikian seterusnya rantai proses ini berjalan didalam kehidupan masyarakat kita, sehingga hasil ahirnya “Lebih banyak yang gagal dari pada yang berhasil”.

Data statistik jumlah Peternak di Indonesia dari tahun 2000 s/d 2004 menyatakan:

Jumlah peternak Th 2000 Th 2004

Sapi 71 35

Kerbau 17 9

Babi 320 227

Domba 9 2

Pembibitan sapi potong 6 13

Sedangkan apa penyebab berkurangnya jumlah peternak selama kurun waktu lima tahun tsb, saya tidak pernah tahu. Ada yang mengatakan bahwa merosotnya jumlah peternak sudah menggejala di seluruh dunia, saya sangat setuju. Walaupun kenyataannya jumlah hasil produk peternakan di dunia terus meningkat, yang dalam kata lain berarti - jumlah peternak sekala kecil dan menengah berkurang drastis, sebaliknya peternakan sekala amat sangat besar bertambah. Hal ini juga yang membuat saya lebih sangat menghargai mereka yang masih mau berminat untuk membuka usaha peternakan dengan sekala kecil dan menengah, karena mereka lebih banyak dan langsung melibatkan masyarakat kecil di pedesaan. Walaupun mungkin nantinya akan tetap terkuasai oleh peternak raksasa, seperti halnya dalam peternakan ayam dan ikan mujair. Namun paling tidak masyarakat kecil tersebut sudah terbekali modal keahlialan atau pengetahuan dasar dalam bidang peternakan, melalui usaha kecil dan menengah tersebut.

BERMIMPI DAN BERFIKIR UNTUK MENJADI PETERNAK SAKADO

Pernah saya utarakan bahwa beternak adalah usaha yang sangat tradisional, sangat sederhana. Usaha yang dilakukan pada dasarnya sekedar “merubah rumput dan makanan ternak menjadi daging” dijaman sekarang ada sedikit peningkatan dimana “daging dirubah jadi kertas bergambar, jadi saat ini beternak berarti “merubah rumput dan makanan ternak menjadi uang”.

Simpel dan sederhana, namun tidak berarti mudah pelaksanaannya. Apakah itu berarti sulit, juga tidak, semuanya sangat bisa dilaksanakan. Ibarat naik sepeda, sangat sederhana-kaki mengayuh tangan mengendalikan arah, namun bisakah anda bersepeda tanpa melalui proses belajar dan mungkin harus jatuh-bangun serta terluka terlebih dahulu?. Bagi mereka yang sudah mahir naik sepeda, mereka nampak sangat nyaman bersepeda sambil bercengkerama atau sambil makan-minum bahkan sambil melamun berfikir dan bermimpi sambil merokok, dan tetap sampai ketujuan, alangkah asyiknya!!!!. Demikian juga untuk beternak SAKADO, memerlukan suatu proses bertahap yang harus dilalui, setahap demi setahap, mulai dari MIMPI / BERFIKIR sampai mencapai tingkat kenyamanan. Karena dalam kenyataannya usaha peternakan sebetulnya sangat menyita banyak; waktu, pikiran,tenaga dan perasaan serta dana. Sehingga dibutuhkan suatu periode adaptasi (terutama bagi yang belum berpengalaman beternak), untuk mencapai tingkat kenyamanan tersebut.

Proses bertahap inilah, yang sering tidak di lalui oleh banyak peternak yang pernah mengalami kegagalan. Termasuk saya sendiripun pernah dan sering mengalami kegagalan, dimana penyebabnya adalah “tidak melalui proses bertahap ini”

Sebagian besar kegagalan yang dialami peternak baru sebetulnya sudah dimulai sejak tahap sangat awal, yaitu tahap MIMPI / BERFIKIR JADI PETERNAK. Oleh karena itu tahap Mimpi ini perlu kita perhatikan dan pelajari dengan seksama.

Menurut para ahli mengenai “bagaimana cara manusia berpikir”, mimpi tersebut bercikal bakal dari pikiran manusia itu sendiri. Jika anda tidak bisa berpikir maka anda tidak akan mampu bermimpi, sesederhana itulah hasil riset berpuluh tahun yang dituangkan dalam buku yang sangat tebal. Sangatlah sederhana bahkan SAPI KAMBING DOMBA pun sudah lama mengetahuinya. Tak bisa berpikir berarti mati, mati berarti tak bisa mimpi. Sederhana dan benar, walaupun kebenaran itu hanyalah sebagai akibat dari ketidak-mampuan kita sebagai manusia biasa, untuk berkomunikasi dengan si mati tersebut, jika kita mampu berkomunikasi dengannya belum tentu juga si mati itu tidak mampu berfikir dan bermimpi.

Karena kita tidak pernah mengetahuinya, lalu kita menanggapnya sebagai tidak ada. Sesederhana itulah cara kita berfikir sebagai manusia. Karena tidak mengetahui kegagalan-kegagalan untuk menjadi peternak, maka kita menganggap kegagalan itu tidak ada. Sehingga saat mengalami kegagalan , hanya mampu bertanya “Apakah ini yang namanya gagal???” Anda boleh tersinggung, marah, atau heran dengan pernyataan tersebut. Itu semuanya wajar karena anda masih berfikir bahwa, anda tidak sesederhana itu cara berfikirnya. Namun sebetulnya, mampukah atau pernahkah anda memikirkan sesuatu yang tidak ada dan tidak anda ketahui??.

Mari kita BERFIKIR bagai mana caranya menjadi PETERNAK SAKADO, agar fikiran itu menjadi MIMPI. Atau mari kita MIMPI menjadi PETERNAK SAKADO, agar mimpi itu menjadi FIKIRAN kita, sampai merasuki jiwa raga kita siang malam panas maupun dingin. Dengan mimpi dalam batasan logika, disertai pemikiran yang fokus-kuat- dan radikal, maka energy di lingkungan sekitar kita berada niscaya akan terakumulasi dan bersinergy serta ber-synkronisasi untuk langsung menunjang pemikiran kita tersebut. Pernyataan yang terlalu hebat dan bombastis bukan?. Saya memang kurang pandai meng-ekspresikan keajadian yang maha dahsyat ini. Tapi itu adalah sesuatu yang sangat biasa, nyata dan sebetulnya sering anda alami dalam kehidupan sehari-hari, hanya anda tidak pernah menyadarinya , karena tidak pernah memikirkannya, kadang-kadang hanya menyebutnya sebagai kebetulan.

Setelah Mimpi anda untuk menjadi peternak SAKADO, anda fikirkan secara radikal, atau juga sebaliknya jika pemikiran radikal anda untuk menjadi peternak SAKADO , telah menjadi mimpi anda. Janganlah sekali-kali impian dan fikiran tersebut langsung anda realisasikan atau anda laksanakan. Karena didalam Mimpi dan Fikiran anda tersebut, masih terkandung banyak sekali kesalahan dan kelemahan2, yang tidak atau belum anda ketahui, sehingga anda tidak akan pernah mampu memikirkannya. Tidak jarang pula kesalahan dan kelemahan tersebut, merupakan hal yang tidak akan pernah bisa anda tangani dan atasi, sehingga pada ahirnya menjadi penyebab utama kegagalan mimpi anda untuk menjadi peternak SAKADO.

Belajar dari kegagalan demi kegagalan yang pernah bahkan sering saya alami, serta belajar dari banyak keberhasilan yang di raih para peternak lainnya, saya dapat menemu kenali penyebab kegagalan yang saya alami . Dengan mengoreksi dan mengoreksi lagi, bahkan sering harus mengulang prosesnya sejak awal, setahap demi setahap usaha peternakan tersebut mulai menunjukan adanya kemajuan. Demikian selanjutnya koreksi dan pengulangan saya lakukan terus menerus. Yang pada ahirnya memberikan pengalaman dan pelajaran sangat berharga bagi diri saya. Pelajaran yang paling utama adalah, adanya tahapan proses yang harus saya ikuti, jika proses tersebut saya lakukan pada tahap Mimpi/berfikir, maka saya tidak harus terlalu banyak mengorbankan tenaga dan fikiran serta dana yang terlalu besar. Kemudian dengan mengikuti tahapan dalam proses tersebut , yang sangat bisa disesuaikan dengan keadaan diri saya yang serba kekurangan ini, pada ahirnya sebagian dari mimpi besar saya untuk menjadi peternak SAKADO sekala kecil, sudah mulai menjadi kenyataan dan arah perkembangannya pun menjadi semakin jelas. Tahapan proses tersebut merupakan sesuatu yang hidup, sesuatu tang harus dijalankan terus menerus, selama saya menjalankan usaha peternakan. Jadi bukanlah merupakan sesuatu yang di buat atau dilakukan sekali untuk selamanya, tahapan proses ini merupakan sesuatu yang berjalan terus secara berkesinambungan. Setelah anda terbiasa dengan tahapan proses ini, maka anda akan merasakan kenikmatan dan kesenangan yang luar biasa saat menjalankannya. Sama persis seperti nikmatnya bersepeda tersebut di atas.

Melalui artikel ini dengan tulus dan ikhlas, saya berniat berbagi pengalaman dengan anda para Peternak dan Calon Peternak, agar anda tidak harus mengalami kegagalan , jatuh-bangun dan terluka seperti apa yang pernah saya alami. Namun jangan juga diartikan sebagai saya menggurui anda, karena artikel ini di buat berdasarkan kebodohan; kekurang pengalaman serta kekurang mampuan, serta ke ngawuran dan ke-nekatan saya belaka. Anda tidak harus mengikutinya, karena masih banyak cara yang lebih baik yang bisa anda temukan.

Kritik dan saran, cacian dan makian, akan selalu sangat saya hargai. Selamat membaca

SECARA GARIS SANGAT BESAR TAHAPAN PROSES tersebut adalah sebagai berikut:

I. TAHAP MIMPI DAN BERFIKIR

1. MENENTUKAN TUJUAN HIDUP

2. MENENTUKAN PILIHAN PETERNAKAN

3. MENENTUKAN KEMAMPUAN ALAT YANG DIMILIKI

4. MEMPELAJARI LINGKUNGAN.

5. EVALUASI TERHADAP TEMUAN-TEMUAN DI POIN 1 s/d 4

II. TAHAP PERENCANAAN 1 (PERTAMA)

1. MEMBUAT PERENCANAAN

2. MEMBUAT ACUAN UMUM PELAKSANAAN RENCANA

3. PENGUJIAN RENCANA

4. TEMUKENALI DAN SELESAIKAN SELURUH PERMASALAHAN PADA TAHAP PERENCANAAN.

5. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA 1 DAN MENENTUKAN APA KEINGINAN ANDA MENDATANG.

III. TAHAP PERENCANAAN 2 (KEDUA):

A. MEMBUAT PERENCANAAN TAHAP 2 (KEDUA), DENGAN SEKALA YANG LEBIH BESAR.

B. MEMBUAT ACUAN UMUM PELAKSANAAN RENCANA

C. PENGUJIAN RENCANA

D. TEMUKENALI DAN SELESAIKAN SELURUH PERMASALAHAN PADA TAHAP PERENCANAAN.

E. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA 2 DAN MENENTUKAN APA KEINGINAN ANDA MENDATANG.

IV. TAHAP PERENCANAAN BERIKUTNYA, DAN SELANJUTNYA , sangat tergantung dari pencapaian tahap sebelumnya, demikian selanjutnya siklus ini berputar berulang-ulang, sampai anda menemukan suatu keadaan optimum yang anda kehendaki, dimana anda merasa nyaman dengan pencapaian anda. Pada keadaan itulah USAHA PETERNAKAN baru bisa di katakan mulai berjalan sesuai kemampuan anda. Namun TAHAP PERENCANAAN berikutnya terus berjalan dan terus berulang, dengan tiada hentinya, untuk selalu beradaptasi dengan keadaan lingkungan terahir dan selalu disesuaikan dengan keinginan dan tujuan yang ingin anda capai. Ingatlah perencanaan bukan merupakan sesuatu yang di buat sekali untuk selamanya, namun merupakan proses yang berjalan dan berlaku selamanya.


to be continue...

04 October 2008

DIARE PADA PEDET SAPI

KCT (Kenal, Cegah dan Tangkal) adalah seri artikel medis untuk ternak. Seri artikel ini dibuat bukan untuk mengajari pembacanya, namun lebih kepada dokumentasi dan exercise dari hasil pengamatan dan eksplorasi literatur yang dilakukan oleh penulis.
Dengan membaca artikel ini, anda setuju bahwa segala resiko yang mungkin terjadi ketika anda memutuskan untuk mengikuti arahan atau petunjuk dalam artikel ini menjadi tanggung jawab anda sendiri.
Saran, kritik dan ide, terbuka untuk dilontarkan.

Apa dan Bagaimana Diare pada Pedet ?
Diare merupakan sebuah kata umum yang digunakan untuk menggambarkan keadaan sapi yang mengalami sakit mencret. Diare pada ternak khususnya sapi bukan merupakan sebuah penyakit, tapi lebih merupakan tanda atau gejala klinis dari sebuah penyakit yang lebih komplek yang bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Diare pada ternak, seperti pada manusia, dapat terjadi ketika pergerakan cairan tubuh dalam sistem pencernaan mengalami gangguan. Biasanya selalu berakibat kehilangan cairan atau dehidrasi. Cairan tubuh yang keluar ini juga membawa serta garam garam mineral atau elektrolit. Sayangnya, kehilangan ini akan merubah keseimbangan kimiawi tubuh yang pada akhirnya akan menimbulkan stress dan depresi, yang dapat berujung pada kematian. Rehidrasi, sebuah terapi pada ternak dengan memberikan air dan suplemen elektrolit dapat membantu meredakan efek diare dan memulihkan keseimbangan tersebut.
Secara umum, diare dibagi dua kategori, diare yang dibebabkan oleh ketidakseimbangan nutrisi (non-infeksius) dan diare yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme.

Diare Non-Infeksi
Biasanya disebabkan oleh perubahan (yang mendadak) dari program pemberian pakan.
Bisa terjadi ketika pedet yang asalnya mengkonsumsi susu sebagai satu satunya sumber nutrisi, tumbuh dewasa dan mulai makan serat kasar atau hijauan sebagai suplemen. Atau bisa juga terjadi ketika pemberian susu buatan (CMR - Calf Milk Replacement) tidak sesuai takaran, terlalu dingin atau bahkan basi.
Meskipun seringkali tidak sangat berbahaya dan tidak sampai menyebabkan kematian, diare non-infeksi ini (terutama pada sapi muda/pedet) dapat dengan cepat melemahkan tubuh yang pada gilirannya dapat menyebabkan ternak rentan terkena diare infeksi atau penyakit lain yang lebih parah.

Diare Infeksi
Diare jenis ini merupakan masalah terbesar terutama pada sapi pedet. Bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau protozoa. Oleh sebab itu, identifikasi terhadap sumber penyebab diare merupakan sebuah langkah penting dalam membuat program pencegahan diare.
Infeksi Bakteri
Bakteri ini menghasilkan semacam protein yang bersifat racun yang dapat menganggu dinding usus. Ternak memberi reaksi terhadap racun ini dengan memompa air dalam jumlah banyak ke sistem usus dengan tujuan untuk membilas atau menyiram racun ini. Beberapa bakteri yang bertanggung jawab terhadap infeksi ini adalah berasal dari jenis E. coli, Salmonella, dan Clostridium.

Escherichia coli
E. coli sebetulnya merupakan jenis mikroorganisma yang biasa dari terdapat dalam sistem pencernaan ternak. Banyak dari strain E. coli sama sekali tidak berbahaya, tapi beberapa jenis dapat menyebabkan diare parah dan bahkan kematian. Biasanya E. coli akan menyebabkan jaringan epitel dalam usus berubah fungsi, dari mode penyerapan (nutrisi) menjadi mode pengeluaran. E. coli juga seringkali dituduh menjadi penyebab utama diare pada sapi.
Sekurangnya ada 3 jenis E. coli yang dapat dikemukakan.
Enteric - Ini jenis yang paling umum. Tanda klinis utama adalah diare hebat. Pedet dengan cepat menjadi lemas dan mengalami dehidrasi. Biasanya diawali dulu dengan demam yang kemudian dengan cepat kembali normal, atau mendekati normal. Dapat menyebabkan kematian.
Enterotoxigenic - Disebabkan oleh bakteri E. coli dari jenis K-99. Infeksi dari strain ini berakibat fatal. Racun menyebabkan cairan yang dipompa ke dalam usus sedemikian banyak sehingga pedet biasanya mati bahkan sebelum gejala diare (mencret) muncul. Diare seperti ini adalah salah satu yang diare yang dapat muncul pada umur pedet dibawah 3 hari.
Septicemic - Jenis ini bekerja mirip bakteri Salmonella. Metodanya adalah dengan menginfeksi aliran darah dan masuk kedalam jaringan tubuh sehingga menyebabkan infeksi global. Luka dan jejak dari infeksi bakteri jenis ini biasanya tidak tampak secara jelas. Ini merupakan jenis E. coli yang ganas, seringkali menyebabkan kematian tanpa gejala klinis diare terlebih dahulu. Pedet yang tidak mendapat atau dihentikan pemberian kolostrum, biasanya mati karena jenis septisemik ini.
E. coli biasanya menjangkiti pedet yang baru berusia dibawah 14 hari, banyak kasus terjadi pada usia kurang dari 1 minggu. E. coli sering ditemukan sebagai infeksi lanjutan dari infeksi rotavirus dan coronavirus.
Perlu diingat bahwa kurang lebih hanya 60% cairan elektrolit yang dapat diserap oleh pasien, pengobatan yang efektif memerlukan peningkatan frekuensi pemberian untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang karena diare. Ketika 40% dari cairan tersebut hanya ‘numpang lewat’ di tubuh ternak, diare bisa tampak lebih parah walaupun sebenarnya pengobatan yang efektif sedang berjalan.
Di pasaran sudah tersedia vaksin baru untuk E. coli. Vaksin ini mengandung antigen K99 yang dapat memberikan kekebalan terhadap berbagai jenis E. coli. Vaksin diberikan pada induk pada 6 minggu dan 3 minggu sebelum melahirkan. Tersedia juga vaksin yang merupakan kombinasi vaksin E. coli, rota dan coronavirus. Vaksin ini membantu pembentukan tingkat antibodi yang tinggi di kolostrum, tapi pedet harus mendapat kolostrum sesegera mungkin setelah dilahirkan agar vaksin dapat bekerja efektif.

Salmonella
Menyerang lapisan lendir dalam usus kecil, menyebabkan peradangan dan pengikisan pada lapisan usus. Bakteri ini dapat menyerang aliran darah, persendian, otak, paru paru dan hati. Lebih jauh, ternak yang terinfeksi dapat menyebarkan bakteri ini dalam kotoran/faeces, urine, saliva dan cairan hidung. Bakteri yang tinggal dalam media media tersebut dapat hidup sampai bilangan bulan.
Sumber infeksi Salmonella pada pedet dapat berasal dari sesama ternak sapi, burung, binatang pengerat, air, manusia dan air susu yang berasal dari sapi terinfeksi. Infeksi yang paling umum adalah berasal dari bakteri Salmonella typhimurium.
Diare yang timbul biasanya cukup parah, ternak tidak mau minum susu atau CMR, dehidrasi berat dan demam tinggi. Kotoran berair dan seringkali terdapat bercak darah. Tingkat kematian pada pedet yang terinfeksi salmonella sangat tinggi, biasanya terjadi pada 12 - 48 jam setelah tanda tanda pertama muncul.
Infeksi salmonella pada pedet dapat terjadi pada semua tingkat usia, tapi biasanya terjadi pada usia diatas 6 hari.
Mengingat ada lebih dari 1000 jenis bakter Salmonella, selain itu banyak isolat yang ditemukan merupakan jenis yang sangat tahan terhadap pola pola antimikroba. Oleh sebab itu tes khusus (bacteriologic sensitivity test) sangat kritis untuk menentukan jenis antibiotik yang diberikan.

Clostridium perfringens
Bakteri Clostridium dari tipe B, C dan D ini dapat menyebabkan enterotoxemia, sebuah infeksi usus yang akut.
Clostridium perfringens secara normal ditemukan pada usus sapi dewasa dan dapat bertahan hidup cukup lama di tanah. Kondisi perubahan program pakan yang secara mendadak yang dimakan berlebih dapat mengakibatkan proses pencernaan makanan yang kurang sempurna, memperlambat pergerakan usus, menproduksi gula, protein dan konsentrasi oksigen yang rendah yang berujung pada lingkungan yang cocok untuk mempercepat pertumbuhan bakteri Clostridium. Kondisi basah dan lembab juga terlihat diinginkan oleh bakteri ini.
Pedet yang terinfeksi menunjukkan gejala gelisah. Seringkali disertai ketegangan dan tendangan pada bagian perut. Pedet seringkali ditemukan telah mati tanpa gejala apa apa. Biasanya terjadi pada usia kurang dari 10 - 14 hari. Infeksi Clostridial ini tidak terlalu umum dijumpai pada pedet.
Pun demikian, penyakit ini dapat dikendalikan dengan memvaksinasi induk sapi dengan Clostridium perfringens toxoid pada 60 sampai 30 hari sebelum melahirkan. Selanjutnya satu dosis booster harus diberikan setiap tahun sebelum melahirkan. Apabila masalah ini di diagnosa pada pedet yang dilahirkan dari induk yang belum di imunisasi, antitoxin dapat langsung diberikan pada pedet.
Pemberian antitoxin dan antibiotik secara oral dipandang sebagai satu satunya pengobatan yang efektif.

Infeksi Virus
Virus menyerang lapisan sel usus kecil yang mengganggu proses penyerapan. Virus masuk kedalam sel dan menggunakan bahan bahan sel tersebut untuk reproduksinya. Ketika sel yang menjadi tempat berkembang biak penuh oleh virus, sel tersebut pecah dan mengeluarkan virus virus baru untuk menyerang sel lain lebih banyak.
Infeksi yang disebabkan virus menyebabkan pedet menjadi lebih rentan terhadap serangan infeksi bakteri lain. Rotavirus dan Coronavirus memiliki cara kerja yang sama dan merupakan “tertuduh” utama pada kasus diare pada pedet. Kedua organisme tersebut banyak terdapat pada sapi dewasa dan paparan pada sapi sapi muda menjadi sangat umum.
Gejala yang ditimbulkan adalah mencret parah, hampir tidak ada demam, depresi dan dehidrasi hebat. Seringkali terjadi pengeluaran saliva (air liur) dan sering mengejan.
Biasanya terjadi sampai pada 10 - 14 hari sejak kelahiran, khususnya 10 hari pertama. Seringkali terdapat kompilikasi serangan lain dari bakteri seperti E. coli. Pada kasus ini antibiotik tidak efektif terhadap virus, tapi dapat membantu melawan infeksi bakterinya.
Rotavirus - Dapat mengakibatkan diare pada pedet dalam 24 jam setelah dilahirkan. Dapat menulari ternak berusia 30 hari atau lebih. Pengeluaran saliva, dan diare hebat. Kotoran dapat berwarna kuning sampai hijau. Kehilangan nafsu makan dan tingkat kematian dapat mencapai 50 persen, tergantung pada kehadiran infeksi lanjutan dari jenis bakteri lain.
Coronavirus - Terjadi pada pedet usia 5 hari atau lebih. Dapat menulari pedet yang berusia 6 minggu atau lebih.
Tingkat depresi tidak setinggi infeksi oleh rotavirus. Pada awalnya, feces ternak akan menunjukkan bentuk dan warna yang sama dengan infeksi rotavirus. Setelah beberapa jam, feces dapat mengandung lendir bening yang menyerupai putih telur. Diare dapat terus berlangsung selama beberapa hari. Tingkat kematian akibat coronavirus berkisar antara 1 sampai 25 persen.
Tanda luka seringkali tidak jelas. Biasanya usus penuh oleh feces cair. Apabila tanda luka terlihat di dalam usus, itu biasanya diakibatkan oleh infeksi bakteri lanjutan.
Diagnosis yang akurat hanya dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium.
Vaksinasi yang spesifik untuk rota dan coronavirus sudah tersedia. Dapat diberikan dengan dua cara, oral segera setelah pedet dilahirkan, atau vaksinasi terhadap induk sapi hamil.
Program vaksinasi pada induk sapi ini biasanya dilakukan beberapa kali. Pada tahun pertama program, vaksin pertama diberikan pada 6 - 12 minggu sebelum kelahiran, dan yang kedua sedekat mungkin dengan waktu kelahiran. Kemudian pada tahun selanjutnya, si induk diberikan booster vaksin sebelum melahirkan. Apabila periode melahirkan terlambat lebih dari 6 - 8 minggu, induk yang belum melahirkan di akhir minggu ke-enam diberikan booster vaksin kedua.
Dengan mengikuti prosedur ini, dapat dipastikan bahwa pedet yang dilahirkan mendapat antibodi rota dan coronavirus yang tinggi dalam kolostrum.
Bovine Virus Diarrhea (BVD) juga merupakan agen virus yang dapat menyebabkan diare.
Meskipun secara umum jarang dijumpai pada pedet muda atau baru lahir. Antibodi yang berasal dari kolostrum induk yang divaksin BVF sangat membantu melindungi pedet. Pedet yang baru dilahirkan dan terkena infeksi BVD ini dapat mengalami demam tinggi, nafas yang tersengal sengal dan diare parah. BVD seringkali ditemukan bersama agen infeksius yang lain.
BVD dapat dikendalikan dengan melakukan vaksinasi terhadap sapi sapi dara (heifer) 1 atau 2 bulan sebelum di kawinkan.

Infeksi Protozoa
Di Amerika Serikat, Coccidia & Cryptosporidia banyak ditemukan di hampir semua kumpulan populasi sapi. Organisme ini masuk kedalam tubuh melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan dapat hidup dalam kondisi dormant (suri) di tanah dan kotoran ternak selama 1 tahun.
Ketika sampai di dalam usus, telur (oocyst) dari protozoa ini menetas dan berkembang biak. Menempel dan masuk ke dalam jaringan sel pada lapisan usus, menghambat pencernaan dan penyerapan makanan.
Gejala infeksi subklinis kronis tidak begitu jelas, biasanya ternak menderita dan mengurangi konsumsi pakan sehingga pertumbuhan terhambat. Infeksi akut menyebabkan diare (terkadang disertai darah), depresi, kehilangan berat badan dan dehidrasi. Tapi biasanya pedet tetap makan.
Coccidia memiliki siklus hidup 21 hari. Sehingga pada pedet usia dibawah itu (18 - 19 hari) jarang yang terinfeksi. Cryptosporidia biasanya ditemukan pada pedet usia 7 - 21 hari. Secara umum menginfeksi bersama rotavirus, coronavirus dan E. coli.
Ada jenis protozoa lain yaitu Giardia yang baru sejak beberapa tahun lalu cukup banyak ditemukan infeksinya.
Infeksi banyak ditemukan terutama pada pedet usia 3 sampai 5 minggu.
Bagaimana Mencegahnya ?
Seperti telah dikemukakan diatas, diare bukan penyakit sebenarnya, tapi lebih merupakan tanda tanda klinis dari penyakit yang lebih kompleks. Setelah kita mengetahui apa penyebab diare tersebut, harapannya usaha pencegahan akan lebih mudah dilakukan.
Untuk diare yang disebabkan oleh non-infeksi, yang harus dilakukan kiranya adalah melakukan manajemen pemberian pakan yang baik, sangat tidak dianjurkan untuk merubah menu pakan secara mendadak dan drastis. Baik jenis maupun volumenya. Lakukan perubahan menu secara gradual dan perlahan lahan.
Penelitian moderen menunjukkan bahwa diare pada pedet berhubungan erat dengan asupan kolostrum pada pedet yang baru lahir. Pedet yang diasuh dengan baik dan mengkonsumsi 1 - 2 liter kolostrum maksimal 30 menit setelah dilahirkan menyerap tingkat antibodi yang lebih tinggi. Pedet seperti ini lebih tidak rentan terhadap diare atau penyakit yang biasa menyerang anak sapi.
Selanjutnya terapkan juga manajemen kandang dan perawatan yang baik, misalnya:
• Pisahkan sapi dara dan sapi yang lebih dewasa, tingkat imunitas dari pedet yang dilahirkan sapi dara secara umum lebih rendah daripada pedet yang dilahirkan sapi dewasa.
• Hindari tempat melahirkan yang basah dan lembab, proses kelahiran dapat dilakukan di padang penggembalaan apabila cuaca dan tempat memungkinkan. Lingkungan ideal untuk melahirkan adalah padang/lapangan rumput yang tidak terlalu curam, tersedia penahan angin (windbreak), cuaca hangat dan kering. Ingatlah bahwa penyebab diare adalah udara lembab, dingin, basah dan lingkungan yang kotor.
• Apabila melahirkan di tempat yang sempit, apabila kondisi memungkinkan, pindahkan induk dan anak ke lapangan rumput yang bersih segera setelah melahirkan. Lindungi pedet (dengan kandang portable) dari udara dingin, hujan atau serangan binatang buas
• Isolasi pedet yang diare secepat mungkin. Bersihkan dan desinfeksi lingkungan kandang. Isolasi sedini mungkin sangat kritis untuk menghindari penyebaran diare pada pedet lain.
• Pastikan induk dan anak dalam kondisi yang baik, terapkan program pakan dan nutrisi untuk memastikan ternak tumbuh sehat dan kuat.
• Berikan larutan iodine (betadine, atau minimal obat merah) pada ari ari pedet, sedini mungkin setelah dilahirkan.
• Minta saran dokter atau mantri hewan mengenai vaksinasi atau perawatan kesehatan yang dapat diberikan
Terlambat! Pedet saya diare. Bagaimana mengobatinya ?
Karena masalah utama dari pedet yang diare adalah kehilangan cairan, maka tindakan terhadap pasien yang pertama harus ditujukan untuk memperbaiki kembali keseimbangan cairan tubuh. Selanjutnya adalah tindakan pemberian antibiotik dan perawatan yang baik.
Cairan (dalam hal ini air) sangat penting, tapi harap di ingat, selain cairan, diare juga menghilangkan garam garam elektrolit. Dan tanpa elektrolit dalam proporsi yang seimbang, cairan saja tidak dapat diserap tubuh.
Sekira 70% dari bagian tubuh pedet terdiri dari air. Tanda tanda klinis dehidrasi biasanya mulai terjadi saat 5 - 6 persen cairan tubuh hilang. 10 persen kehilangan cairan berakibat depresi, mata sayu, kulit kering dan sangat mungkin pedet tidak bisa berdiri. Pada 15 persen, biasanya berakibat kematian.
Konsultasikan dengan dokter atau mantri hewan anda mengenai elektrolit yang dapat diberikan secara oral.
Apabila cairan elektrolit tidak tersedia, anda dapat membuat sendiri. Formula yang penulis pernah coba dan cukup mudah membuatnya adalah:
Resep Cairan Elektrolit untuk Diare
• 3 kotak kecil kaldu sapi instan. Atau bisa juga menggunakan 1 sachet kaldu sapi
• 1 sachet agar agar bubuk, merek burung camar
• 2 sendok garam
• 2 sendok soda kue/baking soda/sodium bicarbonate/NaHCO3
Campurkan bahan diatas dengan air hangat hingga mencapai 2 liter. Berikan perlahan lahan, 1 liter larutan elektrolit ini setiap 3 - 4 jam. Jangan dulu berikan susu, minimal 24 jam setelah pemberian elektrolit, karena susu merupakan medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri E. coli. Apabila pedet sudah bisa minum dari dalam ember (sebaiknya diajarkan sedini mungkin), biarkan pedet meminumnya, tapi awasi jangan sampai terlalu cepat. Bila tidak, buatlah botol dot dengan cara membuat dari botol air mineral kemasan 1 liter. Beri selang yang dimampatkan di ujungnya. Beri lubang sedikit agar cairan dapat keluar perlahan lahan.
Secara umum, selain kehilangan cairan, kondisi diare menyebabkan sistem pencernaan menjadi asam. Oleh karenanya selain terapi cairan dan elektrolit, perlu juga diberikan larutan suspense alkali. Yang dalam resep diatas berupa soda kue. Bila tidak tersedia, kiranya 2 liter air hangat ditambah 2 sendok makan garam pun dapat membantu.
Selain resep diatas, ada beberapa resep lain yang dipercaya masyarakat dapat digunakan untuk menangkal diare pada sapi, baik sapi pedet maupun sapi dewasa.
Pasien diberi daun pangi, daun sirsak, daun pisang atau campuran 10 cc getah pepaya dengan 100 cc air. Ada juga yang mempercayai bahwa daun nangka bisa berkhasiat menghentikan diare.
Perlu di ingat bahwa tindakan tindakan ini hanya untuk membantu meredakan diare, bukan untuk mengobati infeksi (bila ada) yang terjadi. Konsultasikan selalu dengan dokter atau mantri hewan anda untuk tindakan selanjutnya atau perawatan antibiotik.

Catatan Akhir
Masalah diare merupakan masalah yang akan terus terjadi pada ternak sapi perah, terutama pada sapi muda dan pedet. Program pemberian nutrisi yang cukup, sanitasi kandang dan manajemen serta perawatan kesehatan yang baik dibutuhkan untuk meminimalisasi impak dan kerugian. Diagnosis dini dan tindakan yang cepat akan sangat membantu.
Selain itu recording dan pencatatan merupakan hal yang mutlak diperlukan. Sebisa mungkin catatlah kejadian dan tindakan yang telah diberikan pada ternak, untuk memudahkan diagnosa dan tindakan di kemudian hari.